Minggu, 01 Mei 2011

Handphone ku tipe penyelam

Okay, this is one of many stupid experiences that I experienced (u know what i mean)...


I really hate SUNDAY ! why?
  • Dari segi bahasa, Sun berarti matahari ; panas, and Day berarti hari.
    Kesimpulannya
    SUNDAY ! berarti hari yang panas.
  • Dari segi istilah, SUNDAY ! berarti hari libur dan berarti semacam diam di rumah bagiku. Dan jika ditinjau dari skala hiperaktif ku yang sangat tinggi, aku bisa gila dan berjamur jika seharian dirumah.
  • Dan jika ditinjau dari segi pengalaman hari ini, SUNDAY ! berati sial.

        Pagi buta, dua ekor semut; semut merah dan semut hitam keluar dari sarangnya untuk mencari sebuih keringat dengan semacam kegiatan lari massal. Itu aku dan sahabatku, Abi. Kami berencana ngumpul di pusat fashion (re: Pasar Mode) dan berangkat bersama teman-teman.

        Akhirnya setelah kedatangan teman-teman yang lain, terutama pacarku yang terlihat aneh dengan rambut kepang yang membuatnya tampak seperti Lara Croft di serial Tomb Raider, kami pun berangkat.

        Lokasi biasanya sih, sekitar putaran kampus merah (re: Universitas Hasanuddin) dan inilah dia.
        Setelah mengekskresikan beberapa liter keringat, kami pun memutuskan beristirahat di tempat biasa, sebuah pondokan dekat danau. Mengisi perut dengan batagor + siomay (apa bedanya kah?). Dehidrasi dan suatu perasaan sok gentle memaksa aku, dan teman-teman cowokku untuk mencari cairan untuk memuaskan tenggorokan kering ini. Kesimpulan, boys go looking for water, and the girls stay and do gossip.

        Sepulangnya, para cewek ternyata kongkow gak jelas di pinggir danau dengan muka seperti abis dihipnotis. Aku memutuskan duduk di samping pacarku, tentu saja di pinggir danau, dengan tujuan agar mendapat view yang indah dari si Lara Croft.

        Tiba-tiba, akibat kecilnya gaya gesekan antara sepatu sneakers berdebu ku dan bebatuan dengan konsep bidang miringnya menyebabkan ketidakseimbangan dan hal memalukan terjadi. Aku terpeleset dan ternyata hape yang ada di kantong celanaku menceploskan diri ke danau beracun itu sebelum akhirnya aku juga terpaksa bermain air dengannya.

        Yuks, aku merasakan kadar keasaman airnya yang sangat tinggi akibat menyatunya dengan zat-zat limbah rumah sakit tetangga ditambah sedikit sambutan tak diharpkan dari cangkang keong yang tajam. Selang beberapa detik aku sadar aku telah menjadi bahan tawaan yang sangat tepat. Kecuali pacarku dengan mata yang mengisyaratkan simpati yang amat berarti.


        But, wait...


        My Handphone ! Sepersekian detik aku kembali membayangkan masa kelamku dimana harus lost contacts dengan si doi. No anymore !

        Kaki ku pun berubah fungsi menjadi pelacak ranjau, bedanya sekarang sedang melacak hapeku. Satu-satunya alternatif selain mencemplongkan kepala dan diving yang pasti tak menyenangkan. inilah prosesinya...


        jangan ditiru dirumah



        Setelah menemukan beberapa harta karun (re: sampah), akhirnya aku bersyukur menemukan skil baru ku. Aku mengangkatnya dari sela-sela gua markas para keong. Kupikir mereka mulai mengenal techno dan berniat menguasai dunia.


        Oke, aku pun naik dan this is me...
         
        Seperti terlahir kotor dengan efek gatal akibat zat radioaktif dalam danau terkutuk itu. Untungnya, naluri kewanitaan yang amat kudambakan dari seorang yang kuharap jadi istriku nanti keluar (amin). Pacarku memandikanku dengan air aqua, setelah merebut semua aqua dari tangan teman-temanku. Elit bukan?
        Setelah dimandikan, layaknya mayat, aku dikafani oleh teman-temanku dengan jacket dari seorang temanku.


        Aku benar-benar bersyukur, walaupun dalam wujud yang hina seperti tadi, rambut penuh ganggang, baju beraroma ikan original, celana kemasukan ikan, kaki yang busuk dan tertusuk cangkang keong serta kulit yang mulai menyerupai sisik, aku masih punya teman-teman dan pacar yang masih setia membantuku :) tapi tetap saja aku membenci kejadian memalukan itu.

        P.S. posting kali ini mengandung sedikit foto atas dasar menjaga harga diri penulis, thanks.

        2 komentar:

        Arthemeizis On! mengatakan...

        astaga... pengarang novel apako sadiq???
        kata2mu kea penulis abad 19
        hahahahahaha

        Muhammad Shadiq mengatakan...

        sapa ini? -.-

        Posting Komentar

        free counters