"Dalam hidup, gak ada jaminan buat terus bahagia. Gak ada kepastian buat apapun, setiap orang bisa terlempar dari kotak rasa nyamannya itu secara tiba-tiba.."
Alhamdulillah, gue bersyukur banget film Indonesia bergenre drama keluarga kembali menghiasi layar lebar tanah air. Film ini judulnya “Malaikat Tanpa Sayap”
sangat pas ditonton oleh para remaja dan orangtua yang gak akur.
Skenario film ini ditulis oleh Anggoro Saronto dan disutradarai oleh
Rako Prijanto. Yang menarik dari film ini adalah banyak menampilkan
dialog puitis, faktualitas hidup, dan jernihnya arti cinta yang sesungguhnya.
Film ini mengisahkan betapa berartinya
sebuah keluarga. Makna terdalam dari cerita film ini mengajarkan kita
akan arti pengorbanan dan perjuangan seorang remaja untuk keluarga dan
orang yang dicintainya.
Kisah dalam film ini bermula dari
kehidupan Vino (yang diperankan Adipati Dolken), seorang remaja tanggung
yang berasal dari - mantan -keluarga kaya. Vino remaja normal ababil yang tak pernah
peduli dengan permasalahan keluarganya.
Suatu ketika Ayah Vino, Amir (diperankan
Surya Saputra) usahanya bangkrut karena ditipu oleh rekan bisnisnya.
Rumah Vino disita Bank demi menutupi hutang ayahnya. Ibu Vino, Mirna
(diperankan Kinaryosih) yang terbiasa hidup berkecukupan, tidak dapat
menerima kenyataan itu. Mirna dengan tragis memilih meninggalkan keluarganya padahal
ia memiliki putri kecil yang masih berusia 5 tahun, Wina (diperankan
Geccha Qheagaveta).
Keluarga Vino harus menanggung semua
akibat dari keterpurukan usaha Amir. Mereka terpaksa tinggal di sebuah
kontrakan di lingkungan kumuh. Belum lagi ketika ayah Vino tak mampu
membayar uang SPP Vino. Akibatnya Vino harus dikeluarkan dari sekolah.
Di tengah situasi yang kacau itu, ternyata Wina mengalami kecelakaan.
Wina terjatuh di kamar mandi. Akibatnya jika Wina tidak segera
dioperasi, kakinya terancam diamputasi.
Pikiran Vino semakin kacau dan galau, ia bahkan sempat berpikir bunuh diri. Ia hanya seorang remaja biasa, yang tak tahu harus bagaimana lagi. Pura-pura tua untuk melewatinya atau pura-pura muda untuk menghindarinya. Ia
sangat menyesalkan mengapa ayahnya membuat kehidupan mereka porak
poranda. Di tengah kegalauan hatinya, Vino bertemu dengan broker bernama Calo
(diperankan Agus Kuncoro). Calo menawarkan Vino agar ia mau menjual
organ tubuhnya (jantung) untuk didonorkan kepada seseorang untuk menutupi biaya operasi adiknya. Vino yang tidak suka diberi pilihan malah marah, namun alasan Calo benar juga. Daripada bunuh diri yang sia-sia, lebih baik menguangkan hidup yang kita punya.
Tawaran Calo tersebut tak langsung
diterima Vino. Vino dan Amir masih berupaya dengan berbagai cara untuk
mendapatkan uang demi mengoperasi kaki Wina. Namun usaha mereka selalu
gagal.
Pikiran Vino kalut. Dengan sangat
terpaksa, akhirnya ia menerima tawaran Calo tersebut untuk mendonorkan
jantungnya demi mendapatkan uang. Calo memberikan uang muka kepada Vino
atas persetujuannya menjual jantungnya. Dengan uang itu Vino bisa
membiayai operasi Wina. Vino juga bisa menebus kembali rumah lamanya
yang telah disita bank.
Saat Vino berada di rumah sakit untuk
mengurus keperluan operasi Wina, secara tak sengaja Vino bertemu dengan
seorang gadis manis, Mura (diperankan Maudy Ayunda) .
Mura, gadis yang sebaya dengan Vino
memiliki kehidupan keluarga yang hangat. Hubungan Mura dan ayahnya
(diperankan Ikang Fawzie) begitu berbanding terbalik dengan kehidupan
Vino yang selalu berselisih paham dengan Amir.
Perbedaan Vino dan Mura justru menjadi
pelengkap bagi keduanya. Mura yang kesehariannya hanya memiliki teman di
dunia maya dan mengikuti homeschooling itu merasa nyaman berteman
dengan Vino yang memiliki banyak teman meskipun telah putus sekolah.
Hubungan Mura dan Vino semakin dekat dan akrab. Sejak mengenal Vino, Mura menjadi gadis yang penuh semangat dibanding sebelumnya. Ia nampak lebih ceria menjalani hari-harinya. Demikian pula halnya dengan Vino. Ia mulai peduli dengan ayah dan adiknya.
Kegalauan hati Vino mendadak muncul saat
calo menagih janji Vino untuk mendonorkan jantungnya. Sejujurnya Vino
belum siap memberikan jantungnya dan berniat mundur. Tapi bagaimana
mungkin Vino bisa mengganti uang yang telah diterimanya dari Calo.
Masalah semakin pelik di tengah
kegamangan hati Vino. Betapa ia ingin melanjutkan masa depannya dengan
organ tubuh yang lengkap. Namun di lain sisi, Vino harus menerima
kenyataan bahwa orang yang akan menerima donor jantungnya adalah Mura,
gadis yang sangat dicintainya.
Untuk mengetahui siapakah malaikat tanpa sayap tersebut,
silakan tonton film ini. Begitu banyak kisah mengharukan yang
ditampilkan dalam film drama keluarga ini. Yang patut diacungi jempol
adalah film ini tidak mengumbar adegan-adegan ciuman layaknya film
remaja pada umumnya.
Film ini juga diiringi alunan lembut “Malaikat Juga Tahu” Dewi Lestari. Film ini serentak ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia tanggal 09 Februari, buruan nonton !
Terus mendukung perfilman Indonesia
untuk bangkit. Tunjukan kualitas film kita. Masyarakat kita merindukan
tontotan yang sarat edukasi untuk mendidik akhlak generasi muda bangsa
ini. Bukan sekedar disuguhkan tontonan yang hanya mengumbar kevulgaran
tubuh wanita, cerita-cerita mistik atau kehidupan glamour kaum jetset. (* + +)